Thanks For Your Visit In My Blog

Thanks For Your Visit In My Blog

Selasa, 26 April 2011

Anak Butuh Perhatian Orang Tua

Akhir-akhir ini di televisi atau koran sering muncul mengenai kasus yang berhubungan dengan anak-anak. Entah anak sebagai pelakunya atau anak yang menjadi korban dari suatu peristiwa tersebut. Keterlibatan anak terhadap tindak kriminal seperti yang dialami bocah asal Malang, Jawa timur bernana Sandy Aditya Susanto (SAS) yang gemar merokok diakibatkan karena kurangnya perhatian orangtua. Ternyata selain gemar merokok, bocah ini juga suka berkata kotor dan kurang sopan layaknya perkataan remaja sekarang. Sikap SAS yang tidak mencerminkan sikap anak tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, bocah seusia dirinya mestinya masih diajari perkataan yang baik dan belum mengetahui yang namanya rokok. Belum terkontaminasi oleh kejelekan. Tapi lingkungan nampaknya telah mengubahnya menjadi liar dan sulit dikendalikan.

Tingkah laku anak usia dini memang dibentuk dari lingkungan. Jika pengaruh lingkungan baik, maka tingkah laku si anak akan baik pula dan sebaliknya. Pada seusia itu, anak masih meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Apa yang diajarkan pada anak, maka akan diikuti oleh anak. Selain faktor lingkungan, tentunya faktor dari orangtua lah yang paling berpengaruh. Sebagai orangtua, sudah seharusnyalah mereka memperhatikan anak-anaknya. Namun karena orangtua yang sibuk dengan pekerjaan atau mengurusi ini itu, membuat orangtua melupakan kewajiban mengurus dan mendidik anak-anaknya. Sejak anak di lahirkan orangtuanya ke muka bumi ini, orangtua sudah dibebani tanggung jawab besar terhadap anak-anaknya. Ayah dan ibu mempunyai peranan besar terhadap anak-anaknya. Peran antara ayah dan ibu sangat diperlukan anak. Orangtua wajib merawat dan membesarkan anak-anaknya. Meskipun peranan ayah dalam keluarga mencari nafkah, sedangkan peran ibu mendidik anak-anaknya. Tetap saja orangtua harus berperan langsung dalam mengurus dan membimbing anak-anaknya.

Saya sering mendengar orangtua menyebutkan kata seperti ‘’jika anak kelaparan, maka ayah yang malu, namun jika anak tidak bisa mengaji, yang malu adalah ibunya.’’ Ini membuktikan bahwa anak tidak dapat dipisahkan dari perhatian yang diberikan orangtua. Namun sayangnya, orangtua terkadang lupa pada anak sehingga kurang memperhatikan anak-anaknya karena orangtua terlalu sibuk mencari nafkah dan mengurusi pekerjaannnya. Kurangnya perhatian orangtua terhadap anak, bisa mendorong anak melakukan hal negatif terhadap dirinya sendiri. Contohnya saja untuk melampiaskan kekesalannya terhadap orangtua, seorang pelajar mengikuti tawuran atau mabuk-mabukan. Anak yang kurang mendapat perhatian orangtuanya, cenderung melakukan hal negatif yang membuat dirinya ingin diperhatikan orang.

Di kota-kota besar seperti Jakarta, orangtua yang bekerja super sibuk dan harus meninggalkan anak-anaknya disaat mereka bekerja, menitipkan anak-anaknya di tempat penitipan anak. Selain anak dititipkan pada nenek dan saudara si orangtuanya, para orangtua memanggil baby sitter ke rumah untuk mengurus anak-anaknya. Dengan intensifnya anak berhubungan dengan baby sitter dibanding orang tuanya, bukan tidak mungkin kedekatan emosional anak lebih dekat dengan pengasuhnya itu. Namun orangtua pun mesti hati-hati menitipkan anaknya di rumah pada baby sitter. Bisa jadi saat orangtua tidak berada di rumah, pengasuh melakukan tindak kriminal seperti menganiyaya atau hal yang tidak terpuji terhadap anak majikannya. Di media pernah tersiar kabar seperti baby sitter memasukkan jempol tangannya pada si anak karena anak tersebut merengek-rengek minta susu. Hal ini perlu diwaspadai oleh orangtua.

Kebahagiaan katanya dapat di beli dengan uang. Orang tua yang kaya raya, terkadang sering memanjakan anaknya dengan uang. Anak di beri uang jajan berlebihan untuk memenuhi kebutuhannya. Orang tua tersebut tidak peduli apakah uangnya di pakai untuk keperluan atau hanya sekedar bersenang-senang dengan teman-temannya. Yang jelas itu mendorong anak berperilaku konsumtif. Tidak adanya orang tua yang mau mendengarkan keluh kesal anak karena jarang ada di rumah, membuat anak malas untuk berada di rumah dan memilih melakukan sesuatu yang negatif semata-mata hanya untuk mencari perhatian dari orang tuanya. Belum lagi tayangan di televisi. Tanpa adanya bimbingan dan campur tangan orang tua, anak bisa dengan bebas menonton tayangan apapun karena orang tua tidak ada disampingnya saat mereka menonton televisi. Anak terkadang meniru apa yang ditayangkan televisi, misalnya saat anak menonton adegan smack down di televisi. Hal ini tentu mengajarkan pada anak mengenai kekerasan. Kekerasan yang sebenarnya tidak layak untuk di lihat anak-anak. Bisa saja setelah melihat tayangan smack down di televisi, anak itu mempraktikan bermain smack down dengan teman-temannya.

Orang tua harus benar-benar memperhatikan, jangan sampai lengah mengawasi anak-anaknya. Jangan karena keasyikan bekerja, anak menjadi terabaikan. Memperhatikan anak di saat bermain, perlu juga dilakukan orang tua. Walaupun anak asyik bermain, tetap saja orangtua haus selalu ada di sampingnya. Bukan tidak mungkin saat orangtuanya tidak ada, anak melakukan sesuatu yang berbahaya untuk dirinya atau ia bermain di tempat yang bukan tempatnya sehingga keselamatan anak terancam. Selain membutuhkan perhatian orangtua, anak juga memerlukan perlindungan dari orangtuanya.

Anak mendapat kedudukan istimewa di hati orang tua. Istilah perumpamaan banyak anak banyak rezeki, bukanlah isapan jempol belaka. Sebab anak menjadi jembatan rezeki dari Tuhan untuk kita. Negara pun memiliki perhatian khusus terhadap anak. Dalam salah satu pasal UUD Dasar 1945, disebutkan bahwa anak wajib mendapatkan pendidikan yang layak dari pemerintah. Itu berarti yang mengurus pendidikan untuk anak bukan hanya dari orangtua saja, tetapi juga negara. Orangtua memberi pendidikan informal pada anak dalam keluarga. Sedang pendidikan formal diperoleh anak dari sekolah. Untuk pendidikan formal, pemerintah wajib memfasilitasi dengan sarana penunjang yang layak.

Maraknya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang melibatkan anak-anak perlu di hindari. Ketika anak menyaksikan orangtuanya bertengkar, hal itu membuat psikologis anak terganggu. Anak dapat menjadi trauma jika orangtua bertengkar di depan anak. Anak merasa ketakutan saat melihat kejadian tersebut yang berulang-ulang untuk kedua, ketiga kalinya. Kasus anak nekat kabur dari rumah, menjadi hal yang biasa sekarang ini. Bahkan kurangnya persetujuan orangtua terhadap pacaran, membawa dampak negatif bagi anak.

Anak nakal, bandel, ataupun baiknya seorang anak sangat ditentukan oleh bagaimana orangtua mengarahkan dan mendidik anak-anaknya. Dalam buku Tarbiyatu Al-Awlad karangan Dr. Abdullah Nasih disebutkan beberapa metode pendidikan anak. Diantaranya pertama, pendidikan dengan keteladanan. Yakni mendidik tidak hanya dengan sekedar mengajarkan, tapi dituntut pula untuk melaksanakannya. Kedua, pendidikan dengan kebiasaan, yakni anak dibiasakan hidup baik untuk membentuk akhlak yang baik. Ketiga, pendidikan dengan nasehat. Nasehat lembut tapi mengena atau nasehat yang bisa menggugah perasaannya bukan dengan marah-marah dan caci maki. Keempat, pendidikan dengan perhatian. Orangtua harus punya perhatian dan dukungan terhadap apa yang dilakukan anaknya. Jika yang dilakukan anak adalah salah, maka orangtua harus bertindak dengan memberi penjelasan tentang perbuatan salah tersebut, dan sebaliknya. Tanggal 17 Juni pemerintah menetapkan sebagai hari anak nasional. Tandanya anak perlu diperlakukan khusus dan istimewa oleh kita. Anak merupakan generasi penerus sekaligus aset untuk orangtua, negara, dan bangsa yang harus kita jaga. Untuk itu berilah perlakuan khusus pada anak dengan perhatian dan pendidikan sejak dini.

Ubah Dunia Lewat Pendidikan

Najelaa Shihab,wanita kelahiran solo, 11 september 1979 ini sudah belasan tahun berkecimpung di dunia Pendidikan,lantas ia mendirikan sekolah yang berkurikulum tak hanya focus pada edukasi,melainkan “Aspek social,emosional,spiritual dan fisik”
Pendidikan anak yang sebenarnya adalah saat ia berusia 6 bulan,masa kesil sangat berpengaruh saat anak-anak tumbuh dan berkembang nantinya.pendidikan tak hanya di hubungkan dengan sekolah,tapi bagaimana anak bisa berada di lingkungan yang tepat dan baik.

Begitu juga di rumah nya,ia mempunyai 3 orang anak mengurus anak adalah pilihan,kita bisa mendidik anak dengan berbagai macam cara,tak perlu mengikuti metoda di media cetak,maupun via Internet.
Ia hanya cukup menerapkan cara prilaku yang baik kepada buah hati nya.

Pendidikan yang baik ,adalah di mana anak yang baik bisa menerima pendidikan yang baik pula,pendidikan yang baik,berasal dari kondisi phsykologis anak baik,jika anak-anak sudah bisa menerima pendidikan yang baik orang tua hanya tinggal memotivasi agar anak-anak bisa belajar menjadi yang lebih baik lagi





created by : Frianka Damayanti

Manusia,Pembelajaran,Dan Harapan

Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yabg mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.

Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam din manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.

Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.

Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacani-macant kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani

Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.

Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman.

Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil raja, semua diatur!” Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.

Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dan bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia.

Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai anti khusus bagi hidupnya. la merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.







http://anakampuz.blogspot.com

Kenyamanan Rumah Singgah Untuk Anak Jalanan

Potret Anak Jalanan di Sekitar Kita
Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya. Umumnya mereka berasal dari keluarga yang ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.

Ketika mereka dewasa, besar kemungkinan mereka akan menjadi salah satu pelaku kekerasan. Tanpa adanya upaya apapun, maka kita telah berperan serta menjadikan anak-anak sebagai korban tak berkesudahan. Menghapus stigmatisasi di atas menjadi sangat penting. Sebenarnya anak-anak jalanan hanyalah korban dari konflik keluarga, komunitas jalanan, dan korban kebijakan ekonomi permerintah yang tidak becus mengurus rakyat. Untuk itu kampanye perlindungan terhadap anak jalanan perlu dilakukan secara terus menerus setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar menghentikan aksi-aksi kekerasan terhadap anak jalanan.


Anak Jalanan Sama Seperti Anak Lainnya

Sebenarnya anak jalanan tidak berbeda dengan anak yang lainnya, mereka juga mempunyai potensi dan bakat. Pada masa anak-anak seperti itu otak yang memuat 100-200 milyar sel otak siap dikembangkan serta diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi. Pada perkembangan otak manusia mencapai kapasitas 50 % pada masa anak usia dini. Kita telah benar-benar mellupakan hak anak-anak untuk bermain, bersekolah, dan hidup sebagaimana lazimnya anak-anak lainnya. Mereka dipaksa orang tua untuk merasakan getirnya kehidupan. Mereka tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif .

Mengkaitkan kandungan hak-hak anak sebagaimana yang tercantum dalam KHA dengan realitas yang ada, maka akan terlihat suatu kesenjangan yang cukup tinggi. Penghormatan negara atas hak-hak anak jalanan dinilai masih sangat minim, bahkan pada kebijakan-kebijakan tertentu seperti razia-razia yang sarat dengan nuansa kekerasan, negara kerapkali dinilai melakukan pelanggaran terhadap hak-hak anak (jalanan).
Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam rangka memenuhi hak-hak anak jalanan harus senantiasa ditingkatkan. Hal ini mengingat anak sebagai aset dan generasi penerus bangsa. Salahsatunya adalah dengan meningkatkan pelayanan pendidikan bagi anak-anak jalanan. Pendidikan yang dimaksudkan disini adalah pendidikan formal sebagaimana yang dicanangkan pemerintah dalam Gerakan Wajib Belajar 9 tahun dan tentu saja dengan biaya pendidikan gratis atau murah bagi anak-anak jalanan yang memiliki keluarga miskin.



Proses Belajar Anak Jalanan
Pasal 9 ayat (1) UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menyebutkan; “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Pemenuhan pendidikan itu haruslah memperhatikan aspek perkembangan fisik dan mental mereka. Sebab, anak bukanlah orang dewasa yang berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri dan berbeda dengan orang dewasa. Kita tak cukup memberinya makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di sebuah rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal tak mungkin dijalankan. Pendidikan tanpa cinta seperti nasi tanpa lauk,menjadi kering hambar, tak menarik.

Peran dan fungsi rumah singgah bagi program pemberdayaan anak jalanan sangat penting. Secara ringkas fungsi rumah singgah antara lain :
• Sebagai tempat perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya.
• Rehabilitasi, yaitu mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak.
• Sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara anak jalanan dan sekaligus akses kepada berbagai pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan dll. Lokasi rumah singgah harus berada ditengah-tengah masyarakat agar memudahkan proses pendidikan dini, penanaman norma dan resosialisasi bagi anak jalanan.



Rumah Singgah Anak Jalanan

Rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut .rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah singgah merupakan proses non formal yang memberikan suasana pusat resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma di masyarakat. Tujuan dibentuknya rumah singgah adalah resosialisasi yaitu membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan memberikan pendidikan dini untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif




Creadit by :http://anakampuz.blogspot.com

Tunagrahita Tidak Selalu Idiot

Pendidikan ialah salah satu hal penting bagi manusia. Betuk pendidikan bisa secara akademik atau non akademik. Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia tercinta ini. Mulai dari Program Wajar (wajib belajar) Sembilan Tahun sampai Wajar Dua Belas Tahun. Pembagian beasiswa dalam dan luar negeri pun termasuk dalam salah satu program pemerintah.

Adanya UU tentang pendidikan memberikan garis tebal bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara merata dan tanpa pengecualian. Sekolah negeri, sekolah swasta, bahkan sekolah luar biasa (SLB) menjadi tempat formal untuk mendapatkan pendidikan.Berbicara tentang SLB, tidak akan lepas dari keberadaan anak luar biasa (ABK). ABK ialah anak yang memiliki grafik perkembangan yang berbeda dari anak normal. Grafik tersebut bisa naik dan turun. Ada beberapa kategori ABK diantaranya Tunagrahita, Tunawicara, Tunarungu, Tunalaras, Tunanetra, Tunadaksa, Anak berkesulitan belajar, dan anak yang terlampau pintar.

Sementara ini yang akan saya bahas ialah tentang anak tunagrahita. Banyak yang berasumsi bahwa anak tunagrahita sama dengan anak idiot. Asumsi tersebut kurang tepat karena sesungguhnya anak tunagrahita terdiri atas beberapa klasifikasi. Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk anak yang memiliki perkembangan intelejensi yang terlambat. Setiap klasifikasi selalu diukur dengan tingkat IQ mereka, yang terbagi menjadi tiga kelas yakni tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat.

1. Tunagrahita Ringan

Anak yang tergolong dalam tunagrahita ringan memiliki banyak kelebihan dan kemampuan. Mereka mampu dididikdan dilatih. Misalnya, membaca, menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan. Tunagrahita ringan lebih mudah diajak berkomunikasi. Selain itu kondisi fisik mereka tidak begitu mencolok. Mereka mampu berlindung dari bahaya apapun. Karena itu anak tunagrahita ringan tidak memerlukan pengawasan ekstra.

2. Tunagrahita Sedang

Tidak jauh berbeda dengan anak tunagrahita ringan. Anak tunagrahita sedang pun mampu diajak berkomunikasi. Namun, kelemahannya mereka tidak begitu mahir dalam menulis, membaca, dan berhitung. Tetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat rumahnya akan dengan jelas dijawab. Mereka dapat bekerja di lapangan namun dengan sedikit pengawasan. Begitu pula dengan perlindungan diri dari bahaya. Sedikit perhatian dan pengawasan dibutuhkan untuk perkembangan mental dan sosial anak tunagrahita sedang.

3. Tunagrahita Berat

Anak tunagrahita berat disebut juga idiot. karena dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan pengawasan, perhatian, bahkan pelayanan yang maksimal. Mereka tidak dapat mengurus dirinya sendiri apalagi berlindung dair bahaya. Asumsi anak tunagrahita sama dengan anak Idiot tepat digunakan jika anak tunagrahita yang dimaksud tergolong dalam tungrahita berat.

Melalui sedikit penjelasan tentang anak tunagrahita, semoga pembaca yang masih menganggap semua anak tunagrahita itu anak idiot dan tidak memiliki kemampuan apa-apa tidak lagi berpikiran semacam itu. Setelah mengetahui hal ini pula kiranya dapat disosialisasikan kepada siapa saja yang masih belum tahu.

Anak luar biasa hanya sdikit berbeda dari anak normal. Namun sesungguhnya dibalik “keluarbiasaannya” mereka benar-benar luar biasa. Kepercayaan ialah hal yang sangat dibutuhkan dan menjadi bagian yang sangat berharga. Jangan pernah memandang sebelah mata akan apa yang hanya terlihat dari luarnya saja :)

Senin, 25 April 2011

Sekarang sudah banyak anak-anak di umur 9-13 tahun sudah mulai mengerti tentang teknologi internet,misal nya game online,facebook,twitter,chatroom ,masih banyak lagi.
seharusnya orang tua mendampingi saat anak-anak membuka situs-situs tertentu,yang menjadi permasalahannya adalah ,sekarang anak usia di bawah 15 tahun sudah membuka situs yang seharus nya mereka hindari dan tidak di lihat,Indonesia adalah peringkat pertama di asia yang membuka situs orang dewasa,dan mirisnya lagi,yang membuka situs itu adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun,mereka yang seharusnya belajar di rumah sekarang malah asyik pergi ke warnet,apakah orang tua tau apa yang mereka lihat??seharusnya orang tua harus mendampingi anak-anak mereka agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang akan merenggut pendidikan mereka.

cara untuk mendampingi anak membuka internet :

1.jika anak-anak pergi ke warung internet/ warnet orang tua harus tau di mana kah warnet yang mereka datangi itu,jika jauh dari rumah,biasakan antar dan jemput

2.jika di rumah sudah ada sambungan internet,awasilah mereka saat membuka situs-situs tertentu.



jika anak-anak sudah mulai terlihat keanehan yang terjadi,misal nya seing melamun dan kecanduan untuk terus melihat internet ,bicaralah yang pelan dan ajak lah ia untuk menceritakan apa yang mereka lihat,orang tua pun harus pandai pada perubahan zaman seperti ini,semoga peringkat yang terjadi di indonesia ini akan menurun ,semoga anak-anak nusantara akan menjadi contoh yang baik bagi bangsa ini,semoga generasi indonesia semakin maju dan semakin kedepan dan pendidikan kita di akui di mata dunia.









created by : Frianka Ivana Damayanti

Minggu, 24 April 2011

Pengenalan Internet Untuk anak

Pengenalan Internet Untuk Anak
April 9 | Posted by nemal | Artikel

internet untuk anakTanpa terasa masa pengenalan Internet telah berlalu. Internet tidak lagi asing bagi kita. Kini Internet telah menjadi kebutuhan tersendiri, karena banyaknya manfaat dan fasilitas yang dapat diambil darinya. Salah satunya adalah E-mail, yang kini telah menduduki peran yang signifikan dalam komunikasi baik personal maupun instansi dan lembaga. E-comerce pun telah menjadi alternatif lain dari dunia bisnis.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, ada hal yang mungkin lepas dan perhatian kita. Begitu mudah informasi didapat oleh siapa saja yang dapat mengakses internet. Anak-anakpun, bila tidak dijaga dan diarahkan, pasti akan terimbas oleh dampak negatifnya.

Menurut Dr. Howard Gardner dari Harvard University, Amerika Serikat, pada diri seorang anak biasanya terdapat tujuh kemampuan (intelegensi). Tujuh intelegensi itu meliputi:
1. Kemampuan dasar seseorang, yaitu bahasa atau linguistik.
2. Kemampuan logika yang mencakup rasionalitas, mengurutkan kejadian atau menarik hubungan antara simbol yang satu dengan lainnya.
3. Kemampuan visual, yaitu kemampuan berpikir berdasarkan gambar, ruang, atau bentuk.
4. Kemampuan musikal atau ritme.
5. Kemampuan mengendalikan atau meningkatkan fisiknya.
6. Kemampuan interpersonal, yaitu kemampuan berhubungan dengan orang lain.
7. Kemampuan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk kewas¬padaan din.

Dengan mengacu pada ketujuh kemampuan tersebut, teknologi Internet yang diajarkan dengan tepat dan benar akan dapat meningkatkan minimal 4 kemampuan. Tak heran bila beberapa sekolah dasar swasta terkemuka di Indonesia menjadikan komputer sebagai pelajaran wajib. Bahkan beberapa di antaranya sudah mulai mengajarkan Internet kepada siswa kelas 3 SD. Di sekolah tersebut anak dipandu untuk mempelajari Internet. Mereka memiliki pembimbing yang menunjukkan berbagai hal positif dari Internet.

Anak yang tidak diberi pengertian dan pelajaran mengenai Internet, kebanyakan akan mendapatkannya dari teman-teman sebayanya. Bila demikian maka tidak jarang hal-hal negatif yang terlebih dahulu terekam dalam otaknya. Tentu hal ini tidak diharapkan akan terjadi.

Kebanyakan anak memiliki keingintahuan yang besar. Mereka antusias dan siap mencoba segala hal baru. Teman-teman mereka akan dengan bangga menunjukkan apa yang diketahuinya, terutama hal-hal yang belum pernah mereka lakukan, sebelumnya termasuk hal-hal yang negatif.

Untuk masa sekarang, bila harus menyediakan fasilitas Internet untuk semua sekolah jelas merupakan hal yang mustahil. Untuk menyediakan komputer beserta modemnya membutuhkan anggaran yang besar. Sekolah yang belum bisa menyediakan fasilitas Internet bisa mencoba untuk mendapatkannya melalui kerja sama dengan pihak ketiga seperti perusahaan penjual komputer dan lembaga kursus komputer.

Namun bila sekolah benar-benar tidak mampu menyediakan fasilitas tersebut maka Anda sebagai orangtua wajib mewujudkannya. Anda tidak harus berlangganan Internet untuk putra-putri Anda. Anda dapat mengajak anak-anak Anda ke warnet di waktu-waktu tertentu dengan jadwal yang Anda atur sendiri. Bila Anda melakukannya dengan tepat, hal ini sudah cukup efektif untuk mengajarkan Internet pada anak.

Internet dalam Bahasa Anak-anak
Internet di mata anak-anak merupakan sesuatu yang abstrak. Mereka belum memahami manfaat nyata Internet bagi kehidupan mereka sehari-hari. Anda dapat menggunakan pendekatan yang sesuai dengan ketertarikan anak-anak, seperti tokoh idola, cerita kepahlawanan, ataupun permainan. Berbagai hal yang menarik perhatian anak dapat digunakan untuk memperkenalkan mereka dengan Internet.

Anak-anak akan lebih mudah menerima jika pembelajaran Internet disampaikan dalam bentuk cerita. Orang tua dapat menceritakan bagaimana polisi memburu penjahat dengan memanfaatkan Internet guna mendapatkan data dan informasi. Melalui Internet, polisi dapat mencari nama, alamat, dan melihat foto terakhir sang penjahat sehingga pada akhirnya polisi dapat menangkap penjahat tersebut.

Contoh lain, Anda dapat mengajak anak-anak untuk mencari berita tentang tokoh idola mereka. Dan Internet mereka dapat mengkoleksi foto-foto, berkirim surat, membaca informasi terbaru, atau bahkan mengobrol secara langsung dengan tokoh idola tersebut.

Untuk mengembangkan wawasan anak, Internet dapat diilustrasikan sebagai sebuah perpustakaan yang paling lengkap. Dengan Internet anak-anak dapat memilih buku cerita tentang pengetahuan alam, pengetahuan sosial, olah raga, atau kartun. Di sini anak-anak dirangsang untuk mengeksplorasi Internet sesuai keinginan dan kebutuhannya. Dengan begitu maka anak akan dapat menarik kesimpulan sendiri tentang sarana yang bernama Internet itu.

Namun yang harus diingat adalah dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan metode yang dipakai seorang anak untuk belajar menjadi dewasa dan mandiri. Bermain juga berguna untuk melatih berbagai macam bakat dan keterampilan. Dengan demikian dalam membantu anak belajar sebaiknya tidak menggunakan cara-cara yang formal dan kaku. Sesuaikan pengajaran dengan umur anak dan jangan tergesa mengajarkan hal-hal yang rumit. Ketertarikan awal sangat penting bagi proses pengajaran selanjutnya. Bila perlu tunjukkan kesenangan yang dapat diperoleh anak melalui Internet. Misal, bila anak suka membaca, bawa mereka ke situs-situs yang menyediakan cerita-cerita anak. Bila anak senang bermain, Internet juga menyediakan situs-situs yang berisi permainan (game). Dengan membuka situs-situs tersebut maka anak-anak dapat belajar, bermain, dan bergembira. Dengan demikian secara tidak langsung pengajaran Internet pada anak sudah dilakukan.

Definisi yang Tepat
Tentu saja Anda sendiri sudah harus tahu apa itu Internet sebelum mengajarkan Internet kepada anak-anak. Namun demikian bukan definisi yang Anda peroleh lewat kamus yang dapat Anda berikan kepada mereka. Anda harus menggunakan kalimat yang sederhana agar mereka dapat mengerti. Salah satu pengajar anak-anak CLC (Creative Learning Centre) Al Firdaus, Yuni Wulandari, S.sos., mengungkapkan bahwa anak-anak sulit menerima penjelasan secara langsung. Definisi teknis sebaiknya jangan diberikan. Anda dapat menggunakan ilustrasi yang sudah dikenal dengan baik oleh anak-anak.

Untuk anak-anak yang tinggal di kota besar Internet dapat diilustrasikan sebagai sebuah televisi dengan saluran (channel) yang tak terhingga. Hanya saja untuk mengganti channel tidak dapat dilakukan seperti di televisi yang hanya tinggal pencet tombol. Di Internet mereka harus terlebih dahulu mengetik alamat channel yang akan dituju. Misal, bila ingin mengunjungi channel Unikids, anak harus terlebih dulu menulis unikids.com. Ilustrasi seperti ini akan lebih mudah dicerna oleh anak.

Jangan heran bila kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan lanjutan dari anak. Beberapa contoh pertanyaan lanjutan yang sering terlontar misalnya: “Mengapa tidak ada filmnya?”, “Mengapa tidak ada iklannya?”, “Kok tidak ada suaranya?”, dan lain-lain. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut harus sesuai dengan ilustrasi yang dikemukakan. Anak mungkin akan bingung jika kita menggunakan ilustrasi yang berlainan. Saat mengajar Internet pada anak, tidak perlu memberikan teori terlebih dahulu. Mengingat daya ingat anak masih sangat terbatas, akan lebih baik bila pembelajaran langsung dilakukan dengan praktek, langsung dengan memegang komputer bersama anak.






Creadit by : http://nenemallomo.com/blog/2011/04/pengenalan-internet-untuk-anak/

Meningkatkan Mutu Pendidikan di Indonesia

25 August 2003

Jakarta, KBI gemari
Upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan. Dalam setiap GBHN dan Repelita selalu tercantum bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan di bidang pendidikan. Berbagai inovasi dan program pendidikan juga telah dilaksanakan, antara lain penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku ajar, peningkatan mutu guru dan tenaga pendidikan lainnya, peningkatan manajemen pendidikan, serta pengadaan fasilitas lainnya.
Namun, berbagai indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan masih belum meningkat secara signifikan. Dari dalam negeri diketahui bahwa NEM SD sampai sekolah menengah masih rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Dari sisi perilaku keseharian siswa, juga banyak terjadi ketidakpuasan masyarakat. Tawuran antarsiswa kini sudah menjadi berita biasa. Jika dulu tawuran diikuti siswa SMU di kota-kota besar, kini tawuran sudah menjalar sampai ke SLTP di kabupaten.
Dari dunia usaha juga mencul keluhan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik. Ketidakpuasan berjenjang juga terjadi. Kalangan SLTP merasa bekal lulusan SD kurang baik untuk memasuki SLTP. Kalangan SMU merasa lulusan SLTP tidak siap mengikuti pembelajaran di sekolah menengah. Dan, kalangan perguruan tinggi merasa bekal lulusan SMU belum cukup untuk mengikuti perkuliahan.
Kini juga muncul gejala lulusan SLTP dan SMU banyak yang menjadi pengangguran di pedesaan mengingat sulitnya mendapatkan pekerjaan. Sementara itu, mereka merasa malu jika harus membantu orang tua sebagai petani atau pedagang. Terkait dengan itu, studi Blazely dkk (1997) melaporkan, pembelajaran di sekolah cenderung sangat teortik dan tidak terkait dengan lingkungan di mana anak berada. Akibatnya, peserta didik tidak mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah guna memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan seakan mencabut peserta didik dari lingkungan sehingga menjadi asing di masyarakatnya sendiri.
Fakta semua itu menujukkan, upaya peningkatan pendidikan yang selama ini dilakukan belum mampu memecahkan masalah dasar pendidikan di Indonesia. Padahal, pendidikan yang bermutu merupakan syarat pokok untuk meningkatkan mutu SDM dalam memasuki era kesejagatan. Untuk itu, pendidikan perlu dikembalikan kepada prinsip dasarnya yaitu sebagai upaya memanusiakan manusia (humanisasi). Pendidikan juga harus dapat mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berani menghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan. Pendidikan juga diharapkan mampu mendorong peserta didik untuk memelihara diri sendiri, sambil meningkatkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,masyarakat dan lingkungannya.
Untuk itu, pendidikan berorientasi kecakapan hidup (life skill) sangat dibutuhkan guna mempersiapkan peserta didik dengan bekal kecakapan hidup, baik kecakapan untuk mengurus dan mengendalikan diri sendiri, untuk berinteraksi di lingkungan sekolah dan masyarakat serta kecakapan untuk bekerja.
Dalam upaya menjaring masukan konstruktif bagi pengembangan program tentang pendidikan berorientasi kecakapan hidup, Departemen Pendidikan, pekan lalu, di Jakarta, mengadakan temu konsultasi pendidikan berbasis luas - broad based education - BBE, berorientasi kecakapan hidup - life skill. Temu konsultasi ini dibuka oleh Sekjen Depdiknas, Baedowi, dengan menampilkan pembicara tim asistensi BBE Depdiknas, pakar pendidikan, dan tokoh masyarakat.
Sekjen Depdiknas, Baedowi, dalam sambutannya mengemukakan, dunia pendidikan Indonesia dihadapkan pada tantangan yang cukup serius sebagai dampak dari era globalisasi dan krisis ekonomi yang berkepanjangan. persaingan kualitas sistem pendidikan dengan negara-negara lain secara internasional dan tingginya angka drop out serta akibat tingginya angka tidak melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi menjadipersoalan tersendiri yang menghantui.
Dalam rangka menghadapi tantangan itu, maka menurut Baedowi, ada dua hal yang diharapkan bisa menjawabnya. Pertama, demokrasi pendidikan dengasn memberikan peluang dan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk bereparan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui wahana dewan pendidikan dan komite sekolah, serta memberikan otonomi kepada kepala sekolah melalui penerapan manajemen pendidikan berbasis sekolah (MPBS).
Kedua, reorientasi pendidikan dan pembelajaran melalui penerapan high based education (HBE) yaitu mempersiapkan siswa yang terseleksi secara kualitas akademik berbakat dan betul-betul siap memasuki perguruan tinggi. Serta penerapan broad based education (BBE) berorientasi kecakapan hidup (life skill) yang merupakan reorientasi pendidikan dari subject matter oriented ke life skill oriented.
Menurut Baedowi, diadakannya temu konsultasi pendidikan ini adalah untuk menjaring masukan dari semua pihak terkait dalam rangka penyempuirnaan konsep pendidikan berbasis luas berorientasi kecakapan hidup. "Kepada semua yang merasa peduli dengan pendidikan diminta untuk mencermati secara serius, memberikan masukan-masukan yang komperhensif terhadap konsep life skill ini. Ini dimaksudkan agar pelaksanaannya di lapangan tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan," kata Baedowi.
Dengan dapat diterapkannya program life skill di semua jenjang pendidikan, menurut Baedowi, pendidikan Indonesia mampum menghasilkan tamatan yang memiliki kesiapan untuk dapat menghadapi persoalan hidup dan kehidupan. Dankemudian secara kreatif dan arif mampu menyelesaikan persoalan serta siap berperan di masyarakat.
Baedowi juga berpesan, sebaik-baiknya konsep yang bisa diformulasikan, apabila tidak dibarengi dengan penyiapan guru yang memiliki kecakapan sebagai pelaksana langsung life skill pada anak didik, maka semua harapan itu tidak dapat menjadi kenyataan. "Dan, kita akan tetap ketinggalan dari negara lain," katanya.
Dari uraian ini jelas bahwa sangat diperlukan polapendidikan yang dengan sengaja dirancang untuk membekali peserta didik dengan kecakapan hidup yang secara integratif memadukan kecakapan generikdan spsifik guna memacahkan dan mngatasi problema kehidupan. Pendidikan harus fungsional dan jelasmanfaatnya bagi peserta didik. Sehingga tidak sekadar merupakan penumpukan pengetahuan yang tidak bermakna. Pendidikan harus diarahkan untuk kehidupan anak didik dan tidak terhenti pada penguasaan materi pelajaran.

Sabtu, 23 April 2011

Penyalahgunaan Narkoba Serta Pendidikan

Penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin memperhatinkan sasaran nya bukan lagi anak remaja dan orang dewasa ,namun telah menambah ke anak-anak sekolah dasar.angka penyalahgunaan narkoba di tingkat anak-anak sd tercatat 3.853 kasus .lebih banyak di bandingkan pada tingkat perguruan tinggi yan tercatat angka 764 kasus.peredaran nakarkotika di kalan siswa sd di dua di lakukan oleh tenaga kurir dari siswa sd untuk menembus lapisan remaja dan anak-anak.dalam peredaran nya .narkoba tersebut di campur denan makanan (permen) yan menarik dan banyak di sukai oleh siswa.
Para pengedar barang haram tersebut di bagikan secara gratis dan lama kelamaan para pembeli ketagihan dan terus membeli barang haram tersebut.pada usia remaja sangat rentan berbagai pengaruh lingkungan sesama remaja maupun dunia luar yang melibatkan remaja dalam pergaulan luar /bebas dan prilaku yang manjerumus ke tidak criminal.adapun bentuk-bentuk kenakalan remaja salah satunya yaitu memakai bahan narkotika bahkan yang lebih ringan yaitu merokok,dan minum-minuman keras.
Pengaruh negative yang dalam lingkungan pergaulan remaja salah satunya adalah narkoba,yaitu singkatan dari narkotika obat dan bahan berbahaya adalah, kelompok obat,bahan atau zat adiktif yang jika di minum,di hisap,di telan atau di suntikan akan berpengaruh pada system kerja tubuh terutama otak dan sering menimbulkan ketergantungan,jika anak-anak sudah menggunakan zat kimia ini,dan menimbulkan ketergantungan apalagi sudah yang berlebihan hingga merusak saraf otak,anak tadi akan susah untuk memerima pelajaran yang ada di sekolah nya,sikap nya pun akan berubah drastis dari yang periang dan cerdas mungkin akan menjadi pendiam dan pemurung,hal ini akan mengundang kekhawatiran orang tua maupun dari teman-teman nya .orang tua pun harus waspada pada perubahan sikap dan prilaku anka tersebut.
Yang lebih memperihatinkan adalah di mana angka pengguna narkoba yang tertinggi adalah anak-anak,padahal mereka yang akan meneruskan generasi yang akan datang,untuk menjadi Indonesia yang maju di mata dunia,tetapi apakah masyarakat penerus itu seperti mereka yang telah bergantung pada obat terlarang itu???
kita harus menghentikan para penjual barang haram tersebut agar Indonesia bisa maju di mata pendidikan,dan bisa maju ke jenjang pendidikan di dunia tanpa membawa nama NARKOBA!!


SAY NO TO DRUGS GUYS !!



CREATED: FRIANKA DAMAYANTI

Permasalahan Pernikahan Usia Dini Menghambat proses Berjalan nya Pendidikan

Pernikahan di usia dini sekarang marak terjadi di Indonesia,tak hanya di kalangan seperti di kraton yogyakarta,tetapi di kalangan seperti pengusaha,wiraswasta dan masih banyak lagi,contoh nya saja seperti ulfah ,siswa sekolah menengah pertama baru berusia 13 tahun sudah di nikahi oleh Syekh Pujiono Ustadh asal jawa timur,ulfah di nikah kan/di jodohkan oleh syekh puji karena orang tua ulfah tidak sanggup membayar semua pinjaman yang di pinjamkan oleh syekh puji,akhirnya dengan berat hati orang tua ulfah pun menjodohkan ulfah dengan syekh puji.
Ulfah yang seharus nya mengenyam bangku pendidikan ini sekarang sudah menjadi istri syah dari Syekh Pujiono,seharusnya kita orang tua harus menghindari anak dari perjodohan yang di dasari oleh permasalahan ekonomi,jika semua masyarakat Indonesia semuanya begini terus,Apakah Indonesia akan maju??pendidikan saja tidak di enyam dari sekarang seharusnya orang tua harus mengutamakan anak untuk belajar di bidang akademik maupun non akademik,orang tua pun harus mempunyai motivasi atau sebagai MOTIVATOR anak saat belajar,sehingga anak-anak yang tadinya malas belajar jadi ingin terus belajar,dengan adanya pernikahan usia dini ini lah yang akan menghambat peroses pendidikan yang ada di Indonesia.
Indonesia banyak sumber daya alam nya,tetapi kita masih kekurangan sumber daya manusia,apakah Indonesia akan seperti ini terus??pemerintah mencanangkan program pendidikan gratis atau BOS tetapi hanya di daerah tertentu anak-anak nusantara lainnya juga ingin belajar dan ingin menghadap kegenerasi Indonesia yang lebih maju dan lebih cerah lagi,semoga harapan anak Indonesia ini akan terwujud dengan menjadi INDONESIA TANAH AIR PENDIDIKAN.

CREATED BY : frianka damayanti

Jumat, 22 April 2011

Sejarah Tentang R.A Kartini

Sejarah Tentang R.A Kartini

Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini, (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – wafat di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun). Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Sosroningrat, bupati Jepara. Beliau putri R.M. Sosroningrat dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Kala itu poligami adalah suatu hal yang biasa.
Kartini lahir dari keluarga ningrat Jawa. Ayahnya, R.M.A.A Sosroningrat, pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Peraturan Kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Beliau adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa.
Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, dimana kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.


Emansipasi Kewanitaan R.A Kartini .
Raden Adjeng Kartini ,salah satu pahwan nasional kita,ia pernah menerbitkan salah satu buku yang berjudul “HABIS GELAP TERBITLAH TERANG “ ia terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan sebelumnya dan suaminya,dari situ ia mulai membuat sekolah yang bernama SEKOLAH KARTINI,ia begitu teguh dan semangat untuk menjalankan misi nya,yaitu ingin wanita Indonesia sama seperti laki-laki di Indonesia pada umumnya yang kuat,gagah dan tangguh menghadapi berbagai musibah ,sayang nya perjalanan misi nya gagal karena pada tanggal 17 September 1904 pada umur 25 tahun ia meninggal dunia ,di buku habis gelap terbitalah terang ia menuliskan “wanita itu memiliki kebebasan yang sama dengan pria.’’

Created by : Frianka Damayanti





MENGATASI ANAK MALAS BELAJAR


Anak tidak mau belajar atau malas untuk membaca buku pelajaran, sering jadi keluhan orang tua. Anak lebih suka melihat tayangan televisi, seperti sinetron, film atau bermain dengan teman-teman sebayanya.


Jika anak tidak mau belajar, mereka menganggap bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang kurang menyenangkan dibandingkan dengan bermain atau nonton. Untuk mengatasi anak yang malas belajar adalah dengan membuat anak menganggap belajar adalah kegiatan yang menarik, menyenangkan atau membuat mereka sadar bahwa belajar adalah suatu kebutuhan.


Selengkapnya, berikut ini adalah tips untuk mengatasi anak malas belajar :


  Tanamkan kesadaran kepada anak bahwa belajar adalah suatu kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang pelajar yang hasilnya akan diraih dimasa mendatang.





  Berikan contoh kepada sang anak. Orang tua dapat turut membaca buku-buku yang bermanfaat saat anak sedang belajar.





  Orang tua sebaiknya juga menanamkan budaya membaca di lingkungan keluarga.





  Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Buat ruang belajar yang menarik, rapi dan tidak membuat anak malas di dalam ruang belajar.





  Berikan motivasi kepada anak untuk belajar dengan cara yang baik, adakan pendekatan sambil menyelami hati anak dengan menjadikan anak sebagai sahabat. Jangan menyuruh anak belajar dengan memaksakan anak, apalagi dengan cara yang kasar.





  Berikan insentif kepada anak, baik berupa hadiah kesukaan mereka atau sekedar pujian jika nilai anak bagus. Hal ini akan membantu memotivasi anak.





  Sebaiknya orang tua lebih terbuka dengan anak dengan menanyakan permasalahan yang dia hadapi, kenapa malas belajar, apa yang dapat membuat ia semangat untuk belajar dan sebagainya. Bantu anak untuk mengatasi permasalahan tersebut.





  Pilih waktu yang paling tepat untuk anak belajar. Hendaknya orang tua juga turut membantu anak dengan tidak menonton televisi, atau tidak mendengarkan musik keras-keras.





  Jadikan waktu belajar ini menjadi kebiasaan rutin sehari-hari, dan sebaiknya orang tua juga menemani dan membantu jika anak mengalami kesulitan saat belajar.


                                                


  Selain waktu belajar yang rutin, sediakan juga waktu yang cukup untuk bermain, menonton dan berinteraksi dengan teman-temannya.




CREDIT BY : http://abiems.com